Bayanganmu
“Hatiku seakan mati karenamu. Seakan-akan tak ada
yang lain dalam hidupku. Hanya dirimu seorang dan hanya kamu.”
Sedikit aku mengingat kata-kata itu dari benakku, sembariku teruskan
langkahku menuju kehidupan baruku. Kehidupan yang tidak aku mengerti sebelumnya.
Kehidupan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.
Namaku Stella,ya begitulah teman-temanku memanggilku. Bagiku cinta hanya
sebatas mengagumi,tak lebih. Karena bagiku “sayang”lah yang lebih tepat untuk
mengekpresikan sesuatu hubungan.
Disinilah awal ceritaku
dimulai. tepat 1 hari setelah dia
keluar dari Rumah Sakit aku mengetahui dia mengkhianati cintaku disaat aku
sedang dekat-dekatnya dengan dia. Disaat
kita bercanda bersama,sedih bersama bahkan ketika dia sakit aku selalu
ada untuknya.tapi dia lebih memilh bersama orang lain. Meskipun aku rela dan
mencoba ikhlasakannya. Aku mencoba melupakan kenangan semua itu selama ini,
namun aku tak bisa melupakan itu dalam benakku. Karena setiap aku menatap
sahabatku yang juga tetanggaku, aku mengingat semua yang terjadi dulu dengannya.
Kenangan manis dan pahit yang aku rasakan bersama dia kini semuanya telah
sirna.
Pagi ini adalah awal kisah baruku yang harus kulalui dengan semangat
baru. Kehidupan baru dan cerita yang baru. Ya, lembaran baru. Tetapi terkadang
aku juga berfikir bahwa cerita cinta itu tak bisa datang untuk ke dua kalinya.
Dan cintaku ini tak bisa kulupakan dengan mudahnya. Bahkan aku pernah mendengar
kalau cinta pertama itu sulit untuk dilupakan.
Pagi ini aku berjalan di jalan yang kulalui biasanya, Seperti
biasanya aku berangkat ke Kampus
sendirian,. Tapi tiba-tiba saja air membasahi rambutku dengan perlahan. Tik. .
tik . . tik. . “aduh turun hujan kenapa gak bilang-bilang sih kalau mau hujan.”
Gumamku
Lalu aku memutuskan untuk lari supaya mempersingkat waktu. Namun di
tengah perjalanan hujan tidak bisa bekompromi, dan partikelan kecil air semakin
membasahi bajuku. Dengan terpaksa aku memutuskan untuk behenti di staiun depan
yang terlihat sepi, dan berharap masih ada penumpang lainnya.
“aduh
basah semua lagi.” Kataku
“nggak
bawa payung ya” sambung seorang lelaki di sampingku
“loh kamu siapa, tadi gak ada orang di sini kok?” tanyaku penasaran
“kamu aja yang nggak sadar kalau aku di sini” jawabnya
“sejak kapan?” tanyaku lagi
“sejak kamu berdiri di sini”
“Masa sih?” gumamku dalam hati
“iya, kamu aja yang nggak tau kapan aku datang” kata lelaki itu
“loh kok kamu tahu isi hatiku” tanyaku
“ya jelas dong” jawabnya santai.
“gimana caranya?” tanyaku lagi untuk kesekian kalinya.
Tetapi dia tidak menyahutku, dan hanya memandangi arlojinya.
“hey…!!!” bentakku
“iya, sudah pukul 07.30 WIB, ayo jalan kita bisa terlambat nanti” ujarnya, sambil berjalan meninggakan Stasiun Kereta.
“kita..?”
“ya, kita” melepas jaketnya
“loh kamu siapa, tadi gak ada orang di sini kok?” tanyaku penasaran
“kamu aja yang nggak sadar kalau aku di sini” jawabnya
“sejak kapan?” tanyaku lagi
“sejak kamu berdiri di sini”
“Masa sih?” gumamku dalam hati
“iya, kamu aja yang nggak tau kapan aku datang” kata lelaki itu
“loh kok kamu tahu isi hatiku” tanyaku
“ya jelas dong” jawabnya santai.
“gimana caranya?” tanyaku lagi untuk kesekian kalinya.
Tetapi dia tidak menyahutku, dan hanya memandangi arlojinya.
“hey…!!!” bentakku
“iya, sudah pukul 07.30 WIB, ayo jalan kita bisa terlambat nanti” ujarnya, sambil berjalan meninggakan Stasiun Kereta.
“kita..?”
“ya, kita” melepas jaketnya
Tenyata
dia satu Kampus denganku, tetapi mengapa aku tidak pernah melihat wajahnya
sebelumnya. Apa mungkin aku yang tidak tahu dan kurang info saja, dia datang
tiba-tiba saja aku tidak tahu kapan dia datangnya, secara datangnya tiba-tiba
jadi gimana cara mengetahuinya.
“ayo,
kita akan terlambat nanti” katanya.
“maksudmu?, aku disuruh bareng sama kamu gitu?”
“ya, seengaknya jaketku ini bisa membuat baju kita sedikit kering”
“nggak ah”
“beneran ngak mau, ya udah” berjalan meninggalkan halte
“emmm, eh tunggu aku ikut.”
“maksudmu?, aku disuruh bareng sama kamu gitu?”
“ya, seengaknya jaketku ini bisa membuat baju kita sedikit kering”
“nggak ah”
“beneran ngak mau, ya udah” berjalan meninggalkan halte
“emmm, eh tunggu aku ikut.”
Karena hari ini ada jadwal Kuliah yang wajib diikuti,
akhirnya aku memutuskan untuk mengikutinya, meskipun rasanya agak aneh. Rasanya
tidak percaya, aku berjalan dan berlari berdua dengan orang yang tidak pernah
aku kenal sebelumnya, di derasnya air hujan. ini seperti sebuah mimpi dalam tidurku.
Namun ini bukan mimpi, dan seketika itu juga jantungku berdetak kencang. Ada
apa dengan aku, bukankah cinta untuk ke dua kalinya itu tidak ada. Lalu apa
yang aku rasakan sekarang ini. Aku terasa nyaman di dekatnya. Aku merasakan
dunia ini hanya milik kita berdua.
Tak
terasa setelah kita berjalan dan berlari, sudah sampai di pintu gerbang Kampus
kami. Tiba-tiba dia tersenyum padaku, apakah ini nyata. Jantungku berdebar
lagi.
“sampai di sini saja, aku harus ke gedung seblah” katanya.
“ehh…”
Belum juga aku berterimakasih dia sudah pergi. Lalu aku memutuskan segera menuju kelas.
“sampai di sini saja, aku harus ke gedung seblah” katanya.
“ehh…”
Belum juga aku berterimakasih dia sudah pergi. Lalu aku memutuskan segera menuju kelas.
Di dalam
ruangan kelas aku mempersiapkan semua alat yang akan aku gunakan untuk Mata
Kuliah kali ini.
“kok telat sih, lihat bajumu basah” seru Tyas teman segengku.
“gak apa-apa kok nanti juga kering sendiri” jawabku
“kok telat sih, lihat bajumu basah” seru Tyas teman segengku.
“gak apa-apa kok nanti juga kering sendiri” jawabku
Datang
pak Petra di balik pintu.
“selamat pagi”
“pagi pak” jawab semua penghuni kelas.
“oh iya hari ini kita ada responsi ya”
“yah pak kok ingat aja sih” sahut Salah satu Temanku
“ya dong, saya belum pikun”
“ha… ha.. ha…” seru semua di ruangan itu.
“tapi kalian tenang saja, karena kalian kedatangan tamu istimewa, kita tunda responsi hari ini”
“yes, huuu” seru semua seisi kelas.
Ada yang senang dan juga kesal karena sudah terlanjur belajar mati-matian tadi malam.
“sudah-sudah… kali ini kita akan kedatangan seorang yang spesial , yang mungkin tidak akan pernah kalian duga sebelumya. Silahkan masuk nak”
“siapa sih?” tanya putri.
“nggak tahu” jawabku.
“selamat pagi”
“pagi pak” jawab semua penghuni kelas.
“oh iya hari ini kita ada responsi ya”
“yah pak kok ingat aja sih” sahut Salah satu Temanku
“ya dong, saya belum pikun”
“ha… ha.. ha…” seru semua di ruangan itu.
“tapi kalian tenang saja, karena kalian kedatangan tamu istimewa, kita tunda responsi hari ini”
“yes, huuu” seru semua seisi kelas.
Ada yang senang dan juga kesal karena sudah terlanjur belajar mati-matian tadi malam.
“sudah-sudah… kali ini kita akan kedatangan seorang yang spesial , yang mungkin tidak akan pernah kalian duga sebelumya. Silahkan masuk nak”
“siapa sih?” tanya putri.
“nggak tahu” jawabku.
Di balik
pintu dia berjalan dan wajahnya terliat samar di mataku. 1… 2… 3…
“a…a… Reihan” teriak salah satu mahasiswi yang duduk dekat pintu.
“gila Pengusaha muda papan atas mau Kuliah di kampus kita” sahut yang lain.
“apa Pengusaha Muda papan atas, bukannya dia lelaki yang aku temui barusan, lalu tadi apaan, dan mengapa aku tidak tahu sama sekali” gumamku
Seketika itu jantungku berdetak-detak untuk ke dua kalinya. Apakah ini cinta. Apakah ini beneran terjadi lagi atau ini hanya sesuatu yang terjadi hanya sesaat. Ahh masa bodo dengan semua itu.
“a…a… Reihan” teriak salah satu mahasiswi yang duduk dekat pintu.
“gila Pengusaha muda papan atas mau Kuliah di kampus kita” sahut yang lain.
“apa Pengusaha Muda papan atas, bukannya dia lelaki yang aku temui barusan, lalu tadi apaan, dan mengapa aku tidak tahu sama sekali” gumamku
Seketika itu jantungku berdetak-detak untuk ke dua kalinya. Apakah ini cinta. Apakah ini beneran terjadi lagi atau ini hanya sesuatu yang terjadi hanya sesaat. Ahh masa bodo dengan semua itu.
The End
0 komentar