You Are My Angel
Saat aku tau selama ini
ternyata kau sedang terbaring lemas di atas ranjang putih dengan alat bantu
pernafasan yang menempel pada hidung indahmu. Aku sangat terpukul dengan
keadaan ini. Betapa bodohnya diriku hingga tak tahu keadaanmu saat ini.
“Haii, La ? Selamat
Pagi. Kutaruh bunga kesukaanmu ke vas bunga kenangan kita.”
Setiap Hari aku datang
ke Rumah Sakit dan selalu membawakan bunga kesukaanya.
Walau kutahu dia takkan
pernah tau akan kehadiranku setiap hari.
Aku selalu Berharap dia
terbangun dari tidur indahnya.
“Hai, La ? Selamat
Pagi. Ohh sudah ganti baju ? Pasti suster yang telah membantu menggantikan
bajumu. Kamu cantik,La. Cepatlah bangun. Dan Ini bunga kesukaanmu, yang kemarin
aku buang ya, aku ganti dengan yang baru.”
“Tante, Lala hari ini
terlihat cantik ya ?” Ucapku membuka obrolan pagi ini.
“iya dek Andre, tadi
suster fitri yang menggantikan pakaian Lala.”
“ooh Pantes, Suster
Fitri juga tak kalah cantik sama Lala, dia mempunyai Selera tinggi terhadap
Fashion pasiennya.”
“Iya Dek Andre.”
“kayaknya Tante lelah,
biar Andre saja Tante yang menjaga Lala, Tante istirahat aja di rumah.”
“makasih Dek Andre,
tolong titip Stella. Tante mau balik dulu, mau mencuci pakaian Lala yang kotor
sama punya Om.”
“Baik Tante. Hati hati
dijalan.”
Suasana di ruang 414
kembali seperti biasanya. Hanya ada aku
dan Lala. Begitulah setiap hari kulalui.
“Hai,La ? ini lagu
kesukaanmu diputar di radio faforit kita. Aku sengaja request Lagu itu untukmu.
Semoga kau mendengarnya.
“ maaf ku bila, ku kurang romantis, tak
segombal lelaki lain
Memang diriku tak penuh kejutan tak mampu guncangkan dunia
Namun kau
pun tahu hati ini hanya untukmu
Namun kau pun tahu ku tak dapat hidup
tanpadirimu.”
“dengar tidak,La ? itu
lagu kesukaanmu.”
“ Kucinta
kau saat ini
Lebih
dari hari yang kemarin
Dan akan
ku berikan lebih dan lebih
Sampai
akhir hayat nanti”
selalu ku putar lagu ini tiap ku ingin terlelap dalam
tidurku,La. Karena aku tau aku harus berusaha lebih dari hari yang kemarin.
Hai,La ? lihatlah
matahari terbenam di ufuk barat. Terlihat cantik seperti saat dirimu
tersenyum. Cepatlah Bangun La, kita
lihat matahari terbenam bersama di atas gedung ini.
“Selamat Pagi Lala
cantik. Ini kubawakan bunga mawar Ungu faforit kamu. Semoga kamu suka dengan
Bunga ini.”
“Ehh Dek Andre, Kapan
datangnya ?” Suara tante Siska mengagetkanku.
“AhhhTante, ngagetin
aja. Ini barusan tan.”
“Bawa Bunga Lagi ya ?.
Cantik Bunganya.” Ucap tante siska.
“Iya Tante, ini tadi
beli di tempat langgananku sama Lala waktu masih bersama.”
Hening sejenak.
“Padahal dulu Tante
udah setuju kalian menikah, tapi kenapa tau tau kalian berpisah ?” suara tante
Siska memecah keheningan pagi ini.
“emmmm gimana ya Tante
bilangnya, aku bingung mau certita dari mana.”
“cerita aja Dek Andre,
kenapa dulu kalian berpisah.”
“gini tante, Dulu
Stella yang pertama kali mutusin Andre. Akunya juga bingung kenapa Stella tiba
tiba memutuskan sepihak. Dan setelah kejadian itu. Andre kehilangan kontak
dengan Stella. Dari Sosmed hingga email Stella. Andre cari Kerumah ternyata
tante dan sekeluarga udah Pindah ke Bandung. Saat itu Andre bingung mau mencari
kemana. Seketika Andre teringat bi Ijah. Bi Ijahlah yang memberi alamat tante
yang baru di Bandung. Saat itulah Andre Berjanji Setelah Lulus Kuliah Ande akan
mencari Stella ke Bandung tapi ternyata
Stella mempunyai riwayat penyakit akut.”
“Kenapa Dek Andre tidak
hubungi Nomer Tante Atau Om Farel ?”
“Maaf Tante, Andre
enggak menyimpan Nomer tante.”
“Mungkin itu alasan
Stella memutuskan hubungan dengan Dek Andre. Agar Dek Andre tidak terganggu
kuliah semester akhirnya.”
“Mungkin saja tante.
Tapi Andre selalu berharap dan Berdoa yang terbaik buat Stella. ”
Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttt
tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit tiiiiiiiiiiiiit
tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit
Suara mesin detak
jantung membuyarkan obrolanku dengan Tante Siska.
Aku sangat Panik, ku
cari Suster penjaga dan Dokter Penjaga.
“Suuus, Lala.
Suuuusster !!!!”
Seketika suster dengan
Dokter bergegas menuju keruang 414.
Aku melihat Tante Siska
sangat Panik.
“Mohon harap tenang,Bu
!. biar kami menangani anak Anda.” Terdengar jelas suara dokter.
“Cepat Ambilkan AED !”
“ini Dokter.”
“hitungan ketiga,
nyalakan ¾ tenaga.”
Satu. . . dua . . .
tiga. . Sekarang !
Deeeeg. . . LAGI
!!!! Deeeegg. . . LAGI !!!! Deeeegg. .
TiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiT
“Maaf,ini yang bisa
kami lakukan. Anak Anda telah Tiada.”
Seketika Jantungku
serasa berhenti mendengar perkataan Dokter.
“TAK MUNGKIN !!!! Tak
mungkin !!! Lala yang Ku kenal Kuat Menyerah.”
Seketika ku belai
perlahan wajah pucatnya. Ku genggam Erat tangan dingginya.
“Please,La. Jangan
tinggalkan aku sendiri. Lihatlah Aku telah memenuhi janjiku tuk lulus tepat
waktu. Lihatlah juga aku telah membuka
usaha yang kamu rancang dahulu.
PLEASE !!! jangan
tinggalkan aku. Kucinta kau saat ini
Lebih dari hari kemarin Dan akan
ku berikan lebih dan lebih Sampai akhir
hayat nanti. PLEASE LALAAAAA !!!!”
Tiiiit Tiiit Tiiiit
Tiiiit Tiiiiit
“Sudahlah Sayang,
jangan menangis lagi. Aku kembali.” Suara rintih lala memecah tangis seluruh
Ruangan.
“Terima Kasih Tuhan,
Kau telah kembalikan Lala Kedunia ini Lagi. Sekali Lagi Terima Kasih.” Ucapku
Syukur dengan memeluk erat STELLA.
1 Bulan tlah berlalu,
keadaan Lala semakin membaik setelah pengangkatan kangker hati.
Setiap hari aku tak
bisa jauh dari Stella. Aku selalu setia menemaninya setiap waktu. Selalu
mendorong kursi Rodanya menuju tempat yang ia Ingikan.
“La ? “
“Iya apa,Ndre ?”
“entah kenapa aku ingin
selalu menjagamu.”
Kulihat Lala hanya
tersenyum kepadaku.
“Senyumanmu indah
sekali, Sayang.”
Tak terasa kami telah
sampai di Atap gedung Rumah Sakit. Emang Gedung Rumah Sakit ini di desain
berbentuk Taman untuk tempat pasien bersantai atau sekedar menikmati keindahan
Kota Bandung dari atas Gedung.
“Hai,La ? Waktu kamu
masih terbaring lemas dan belum sadar. Aku pernah berjanji mengajakmu kesini
jika kau telah siuman. Menikmati matahari terbenam di atas gedung ini bersama.”
Angin semilir senja
menyejukkan kami berdua.
“Ndre, aku ingin cerita
sesuatu kepadamu.”
“Apa,La. Ceritakan
saja.”
“Ndre, Aku bingung .
waktu aku koma. Aku merasa aku sedang berjalan jalan denganmu. Berjalan jalan
ke tempatyang banyak Bunga dan tanaman yang sangat cantik.
Aku merasa betah di tempat itu. Tapi setelah itu kau tiba tiba menghilang dan
tempat ini menjadi sangat Gelap. Aku Takut. Aku teriak mencarimu. Tapi kamu tak
pernah datang. Hingga suatu cahaya yang sangat terang datang menghampiriku.
Cahaya itu sangat menyilaukan. Tiba tiba sebuah tangan yang sangat harum merangkulku
dari samping. Tapi aku tak bisa melihat wajahnya. Sehabis itu . . . .”
Seketika itu Lala
terdiam.
“heeeiii, La, Heiiii !!
kenpa kamu diam ? pusingnya kambuh lagi ya ?.” Ucapku sedikit panik sambil
menggoyang-goyangkan badan Lala perlahan.
“Maaf,Ndree. Tiba-tiba
aku linglung.”
“tak apa. Ayo Kita
balik saja keruanganmu.”
“tidak Usah. Aku mau
disini. Melihat matahari terbenam.”
“Okelah kalau itu
maumu.”
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ -
“La, Cobalah dengarkan
lagu ini.”
“Lagu apa, Ndre ?”
“udah lah dengarkan
saja. Lagu ini cocok untukmu.”
“Sentuhan Rasa. . . Yang selalu engkau
berikan. .
Tanpa
Balasan. . . dan juga tanpa Imbalan . . .
Ku
selalu. Oo oo oo. . pemenang hatimu.”
“Lagu siapa ini Ndre ?”
“Lagunya Nidji.
“Selalu Menjagamu. Lagu ini aku putar kusus untukmu”
Sering
aku tak ada waktu . .Untukmu untukmu. . .
Sedangkan
kau selalu ada untukku untukku untukku untukku.
Sebelum
matahari tenggelam kukan mencoba selalu disampingmu
Mengganti
Semua Waktu kita yang hilang . . .
Tak
Mau ku sesali sebelum ku terlambat
Sekarang
ku berjanji ku selalu menjagamu
Ku
selalu menjagamu. . .”
“Lihatlah Stela,
Mataharinya mulai terbenam. Warna orangenya sangat indah bukan.”
“iya.Ndre.Ajaklah aku
setiap sore kesini menikmati matahari terbenam bersama.
Berjanjilah ?”
“he’em. Aku berjanji.”
Sepertinya malam ini
rembulan begitu malu untuk menampakkan bias sinarnya. Suara geluduk menandakan
akan terjadi Hujan.
“Ndre, malam ini maukah
kamu temani aku disini ? Sepertinya diluar akan Hujan.” Pinta Stella kepadaku
“Baiklah,La. Malam ini
memang aku ditakdirkan untuk tidur disini dikursi Sofa tua itu.”
Tambahan Cerita
Stella PoV
Dear my word, cinta itu
indah bukan.. sebuah perasaan yang bisa membuatku bahagia. Tapi, mengapa ketika
aku sedng bahagia, ada saja hal yang membuatku berjatuhan air mata. . aku sangat membenci cinta.
Tuhan menciptakan aku
dengan cinta,melalui kedua orang tua aku. Lalu mengapa aku harus begitu
membenci cinta ? padahal aku terlahir dari sebuah cinta. Cinta itu apa ? sebuah
perasan yang membuat orang yang merasakannya bahagia. Namun, bahagia itu tidak
menjamin sebbuah cinta, karena terkadang cinta juga membuat orang yang
merasakannya berjatuhan air mata.
Aku sengaja memustukan
orang yang sangat kucintai dulu, bahkan, kami telah berjanji untuk hidup
bersama. Tapi aku takut jika dia turut merasakan apa yang kurasakan saat ini.
Iyaa penyakit kanker yang selama ini kusembunyikan dari dia. Aku takut jika
meninggalkannya begitu cepat. Biarkan aku yang menanggung air mata ini. Cukup
aku,cukup aku saja. bukan dia.
Dimalam terakhirku di
Jogja, aku menuliskan surat iini untuk
Andre dan ku titipkan surat ini kepada Axel teman dekatnya. Semoga dengan surat
ini Andre mengerti apa yang kumaksud.
Hai,Sayang.
Maaf aku memutuskan sepihak hubungan
kita. Aku tau ini sangat berat bagimu. Bahkan bagiku cukup berat untuk
melepaskanmu. Tapi aku tak mau kamu menderita karena ku. Biarkan beban ini aku
tanggung sendiri. Karena aku tak mau kamu bersedih melihat keadaanku di hari
esok. Kamu tak usah mencariku lagi. Aku berjanji tak kan pernah mencintai
seseorang selain dirimu. Dan cincin tunangan kita akan selalu terpajang manis
dijari manisku.
I LOVE YOU
0 komentar