Perpisahan

Mungkin karena aku merasa lelah atau apalah,disaat itulah kau datang dengan menggebu-gebu. menanyakan sesuatu, yang kau sebut temanku. pada awalnya tak ada yang istimewa,aku hanya menjawab dengan sekedarnya. bercanda, berkeluh kesah, tertawa, menyemangati akhirnya kita lakukan bersama. sampai pada akhirnya kau membuatku mulai memperhatikanmu lagi.. Aneh bukan, itulah yang dinamakan cinta.
aku tlah terbiasa melakukannya sendiri, tapi
kau menyambutku dengan kebaikan hati. harusnya aku tak bertingkah seperti ini,
tapi bagaimana lagi? semakin aku berlari, semakin kau mendekati dan akhirnya
kita selalu berkomunikasi. aku menghela, dan terus mencoba membatasi diri, tapi
akankah batas kokoh berdiri?
genggamanku sudah kuat, ku temukan titik
terberat. menyita akal sehat, sampai timbulkan makna tersirat. ia sudah
melakukan apa yang telah aku sarankan, bekerja dengan penuh perasaan yang
menghantarkan pada satu tujuan. ya, tujuannya telah hampir sampai, sampai untuk
menggapai sang pujaan.
aku melihatnya, ya aku telah melihat rona merah
pada pipinya. aku mendengar, aku telah mendengar degupan kencang yang berdetak
pada hatinya. ia mulai teralihkan, fikirannya mulai bermekaran sama dengan apa
yang aku ucapkan. bahagia, aku bahagia menyaksikan sang pelangi telah menyimpan
warna indahnya.
namun, ada sesuatu yang mengganjal setiap kau
bersama dengan pelangi lain. bodoh! apa yang aku fikirkan? harusnya aku senang,
bukan malah menentang. tidak! tidak sepatutnya aku membiarkan ada sesuatu yang
mengganjal. ini bukan sebuah ftv ataupun ilusi, ini nyata! bagaimana bisa? aku
harus lari, lari dari kefanaan ini.
pada akhirnya, aku sadari, aku bukanlah seorang
pecundang yang mengumpat dibalik kenyataan. aku tetaplah perempuan, perempuan
yang menyimpan sejuta perasaan. aku menyerah, aku sudah lelah. aku hanya bisa
pasrah, bila nanti ujungnya berpisah untuk apa gelisah? yang aku harapkan
adalah berdoa, berdoa untukmu dan juga dia. semoga kalian bahagia, senantiasa
selalu bersama.
Jika kamu mendekatiku hanya untuk ini, aku
akan menjuh, dan menutup semua yang
telah terjadi. menjelang satu hari, jariku mulai bertingkah lagi. oh tidak! aku
mulai pembicaraan lagi. setiap aku berusaha menghentikan, sesuatu ini mulai
mengencang. oh Tuhan salahkah aku untuk bertahan? pada akhirnya, aku sadari, aku bukanlah seorang
pecundang yang mengumpat dibalik kenyataan. aku tetaplah perempuan, perempuan
yang menyimpan sejuta perasaan. aku menyerah, aku sudah lelah. aku hanya bisa
pasrah, untuk apa gelisah?.
dari balik sisi gelap, aku hanya bisa tertawa;
silakan bersama dengan orang yang kau damba, bila kau tak bahagia, carilah aku dan tengoklah ke belakang
akan kau temukan aku disitu,tenggelam dalam cinta diamnya. Tapi aku ingin kamu
percaya, bahwa selama ini aku selalu menyayangi dan mencintaimu setulus dan sepenuh
hatiku. Dan pada akhirnya Ini hanya sepenggal kisah tentangmu tentangku dan
dirinya. Dan Aku
berdoa semoga kelak kamu bahagia bukan dengan aku dan aku akan menemukan
seseorang yang membuatku bahagia bukan denganmu. Aku yakin, Tuhan mematahkan
hatiku untuk menyelamatkanku dari orang yang salah.
Satu hal lagi, Tuhan dan semesta sedang
menuntunku menuju satu kata, yaitu DEWASA.
0 komentar