Invert Pro

Selamat Datang...

Haiii haiiii Admin kembali lagi.

MULAIJOIN THIS SITE

Tuesday, July 28, 2015

Sahabat


 Sahabat

Waktu itu tanggal 27 mei 1946, dimana terjadi agresi militer Belanda 2 di Yogyakarta, aku adalah seorang pemuda di di daerah jogja utara, awalnya aku tak tertarik masuk ke dalam dunia kemiliteran tapi apa daya aku dipaksa oleh sahabatku untuk membela negri ini dan kotaku juga sedang di serang oleh kolonial Belanda yang ingin menguasai Yogyakarta.
Pagi hari di tanggal 27 mei 1946
“hay mble, ayo ikut aku masuk ke sekolah polisi Rakyat, percuma kau punya badan tinggi gagah
kalau tak mau menjadi pejuang ?”
“ahhh aku tak tertarik dengan memegang senjata jang, aku ini lebih suka memegang pacul.,” balasku.
“okee kalau itu mau kamu mble,, aku akan mendaftar sendirian, jika kau berubah pikiran  bergabunglah denganku di SPR. “
“siap jang., “balasku dengan semangat.

Malam harinya, tiba tiba terdengar suara pesawat berterbangan di atas awan kota jogja tak berselang lama terdengar suara ledakan dan letupan senapan,


aku merasa sangat takut,aku lalu menghampiri keluargaku untuk cepat-cepat mengungsi ke utara, tapi na’as pasukan Belanda sudah sampai ke desaku dengan 2 truk dan satu tank di depan rombongan, tak berselang lama terjadilah baku tembak antara pasukan Belanda dengan tentara Republik yang hanya menggunakan Senjata jarahan Nippon dengan amunisi seadanya. Belanda berhasil memukul mundur pasukan Republik dan dengan mudah menguasai desaku. Saat serangan itu aku kehilangan keluargaku karna aku berhasil lari ke hutan dan bersembunyi disana. Saat dirasa keadaan sudah aman aku kembali ke desa dan aku sangat terkejut dengan keadaan desa yang luluh lantah. Di saat aku berjalan menyusuri desa,aku melihat sebuah galian dan ternyata,,, dalam sebuah galian itu aku melihat keluargaku dan penduduk desa yang sudah tak bernyawa menjadi satu lubang.
“Biadaaab !!! perbuatan pasukan Belanda Anjing itu akan kubalas. “ geramku yang tak sanggup menyaksikan apa yang aku lihat.

Tiba tiba terdengar suara Truk datang, ku kira Truk Belanda tapi ternyata Truk tentara Republik.
Turunlah tentara Republik yang berjumlah 30 orang,lalu mereka mulai menyisir dan mengamankan daerah sekitar,. Setelah di rasa aman barulah komandan kompi yang ku tahu bernama Sersan Rusmoyo., Lalu ada seorang tentara Republik mengajakku untuk menemui Sersan Rusmoyo.
“haii kau pemuda, apa kau tahu yang terjadi di desa ini ? tanya Sersan Rusmoyo
“siap Sersan, desaku telah di bakar dan para penduduk di bantai oleh pasukan Belanda anjing itu.” Jawabku dengan tegas, karena aku telah berjanji akan membalas perbuatan Kolonial Belanda.
“apa kau tahu dengan keadaan tentara Republik ? “
“mereka lari ke hutan barat Sersan, mereka kalah jumlah dan meninggalkan desa kami.” Ujarku
“keparat,Belanda mampu memukul tentara Republik., “ umpat Sersan Rusmoyo.
“maaf Sersan, tentara Republik kalah senjata dengan pasukan belanda, Belanda menggunakan tank dan senjata berat sersan., “ terangku kepada Sersan Rusmoyo.
“owwww baiklah, nama kamu siapa ? “ tanya sersan
“nama saya tomble sersan, keluarga saya di bunuh belanda disini, maaf sersan apakah saya boleh ikut menjadi Tentara Republik ? tanyaku balik
“baiklah ayo ikut dengan kami, lagi pula kami juga kekurangan orang,” jawab sersan Rusmoyo.
“ terima kasih sersan., “

“ baiklah prajurit, ayoo kita lanjuti ke desa berikutnya, kita sisir daerah ini sampai ke perbatasan sebelah utara., “ teriak Sersan Rusmoyo kepada parjuritnya.

Bergegaslah aku naik kedalam truk Tentara Republik, di dalam truk aku disambut ramah oleh para tentara Republik.

45 menit berlalu,
Truk kami tiba tiba berhenti, aku tengok keluar, sersan Rusmoyo sedang berbicara dengan seorang tentara Republik dengan senjata lengkap.
Setelah kuamati lebih jelas, ternyata Dia seorang tentara republik yang lari dari pasukan belanda di desaku.
“lapor sersan, infantri garuda dua telah tertangkap oleh pihak belanda, mereka dibawa kearah perbatasan, belanda mempunyai tank,senapan kaliber 50 dan 3 truk, mungkin kita bisa mencegah konvoi Belanda di jembatan kali progo. “
“ baiklah ayo kita cegah konvoi belanda dan membawa pulang tentara kita.” Jawab sersan Rusmoyo
“pasukan ayo kita CEGAH pasukan belanda, kita akan lewat jalan memotong. “ teriak sersan Rusmoyo
“maaf sersan apa itu tidak terlalu beresiko dengan melihat jumlah pasukan kita., “ potong kopral Danu.
“aku optimis kita bisa mencegah konvoi belanda dengan senjata kita dan meriam kaliber 45 ini.,” jawab Sersan.
Akhirnya kopral Danu mengalah dengan perintah atasannya.

Sesampainya di Jembatan kali progo, sersan Rusmoyo menyusun strategi.,
“hey kauu, kau bawa 5 orang pergi ke bukit itu ? teriak sersan dengan menunjuk salah satu bukit.
“hey kopral Danu kau bawa meriam itu keatas bukit, kau hanya boleh menembak tank belanda, “ suruh sersan Rusmoyo kepada kopral danu.
“kau parji, bawa orangmu ke sebrang jembatan itu dan bangun penghalang lalu pasang senapan kaliber 50 itu., “
“baik sersan ‘’ teeriak parji
“lalu kau tomble pegang senapan ini dan kau bawa sisanya ke samping ujung jembatan, tunggu perintahku untuk menembak,” perintah sersan Rusmoyo.
“siap Sersan”

20 menit kami menunggu, barulah terlihat konvoi belanda,
“inilah kesempatanku membalas kematian keluargaku dan penduduk desa.” Batinku dalam hati

Setelah konvoi dalam jangkauan tembakan meriam kopral danu, tiba tiba terdengar
“Duuuuaaaaaaarrrrrr,” hancurlah tank belanda.
Dengan hancurnya tank belanda, pasukan belanda lalu turun dari truk dan bersiaga.
“diarrr diiaaarrr diaarrr ded ded ded deed ded., suara rentetan senapan 50 milik parji menghujanni pasukan belanda, tumbanglah beberapa pasukan belanda. Lalu pasukan belanda membalas tembakan ke arah tentara Republik.,
Lalu terdengar suara teriakan Sersan rusmoyo dari atas bukit.
“majuuuuuuuuuuuu,, Merdeka atau mati. “ teriakan yang sangat lantang.

Perang pun berhenti dengan kemengan pihak Tentara Republik, beberapa serdadu belanda tertangkap pihak Tentara Republik dan tentara republik mendapatkan senjata rampasan beserta pasukan tentara republik yang tertangkap.

“lapor sersan, tentara republik kehilangan  7 orang yang gugur dalam pertempuran ini.,” laporan dari kopral danu.

“MERDEKA !!! “ teriak sersan dan disusul pasukannya
“MERDEKA”
“MERDEKA”
“MERDEKA”

Saat itulah aku merasa bahagia dengan perjuanganku karena keluargaku dan para penduduk membesarkanku selama ini tidak sia sia.
Perjuanganku bersama konvoi sersan Rusmaya itu sampai terdengar hingga ke telinga raja Yogyakarta dan sahabatku kujang yang berada di SPR bantul.



TO BE CONTINUE
Load disqus comments

0 komentar