SAHABAT
2 bulan
sudah terlewati dari pertempuran di atas jembatan kali progo, aku kini telah
diangkat menjadi kopral infantri garuda 1 sedangkan kopral Danu di angkat
menjadi sersan dan sersan Rusmoyo diangkat menjadi Kapten infantri garuda garis
depan.

“lapor kopral,pos telah
dibangun, apa tugas kami selanjutnya ? ucap salah satu pasukanku yang bernama
Tarjo.
“disini jangan panggil
aku kopral panggil saja dengan nama asliku. Setelah ini kau dan yang lain boleh
beristirahat dan jangan lupa beri 2 orang untuk berjaga.” Jawabku
“baik kopral. “
Tiba tiba salah satu
pasukanku berteriak.
“kopral Tomble, ada
konvoi kendaraan dari arah timur.?”
Bergegaslah aku ke pos
penjagaan dengan senapanku.,
“bersiaplah teman teman,
mungkin itu pasukan belanda. “ teriakku
Konvoi itu semakin
dekat, dan ternyata konvoi kendaraan itu adalah konvoi bala bantuan dari
Sekolah Polisi Rakyat.
Turunlah komandan konvoi
itu.,
“hai mble, sudah lama
kita tak bertemu bukan ?’’ ucap komandan konvoi itu
“sepertinyaa aku kenal
dengan suara ini” batinku
Betul saja setelah aku
tengok kearah komandan itu, kagetlah aku.,
“ternyata kamu jang,
bagaimana keadaanmu ?” tanyaku
“baik,maaf malam itu aku
tak bisa membantumu dalam menjaga Desa ini., “ jawabnya
“tak apa jang, aku tau
keadaanmu, bagaimana karirmu ? tanyaku lagi
“karirku di SPR sangat
baik, kini aku diangkat menjadi sersan dan ini semua adalah pasukanku yang
berjumlah 30 orang. Oohh iya sekarang kau memegang senjata kok tidak memegang
pacul seperti dulu., “candanya
“semenjak keluargaku dan
para penduduk di desa dibantai oleh serdadu belanda aku mulai memegang senapan
untuk membalas kematian mereka., “
Lalu kuajak pasukan
kujang untuk masuk kepos penjagaan.
“tarjo, bukakan portal
?”
“siap kopral “
“sekarang kau telah
menjadi kopral mble, hebat sekali kau ini.,? “ tanya kujang dengan muka seperti
biasanya yang ku kenal.
“iya jang, aku di
perintah Panglima Besar jendral Sudirman untuk mendirikan pos penjagaan di
garis depan sebelah utara,aku di perintahkan membawa 15 Tentara Republik dengan
persenjataan senapan kaliber 50 dan 5 penembak jitu.”
“wah hebat kau mble, ohh
iya aku di perintah kolonel Suharto untuk membantu pos penjagaan ini.,”
“terimakasih jang telah
mau membantu Tentaraku., “
3 tahun pun berlalu
tanpa pertempuran, aku mendapat laporan dari salah satu tentaraku kalau di
sebelah timur sedang terjadi pertempuran antara kapten Rusmoyo dengan serdadu
belanda yang dipimpin jendral Meier.
“lapor kopral, kita
mendapat perintah dari kapten Rusmoyo untuk membantu Serangan Umum surakarta
pada tanggal 7 Agustus 1949.” Ucapa salah satu tentaraku
“baiklah,siapkan pasukan
dala 30 menit.” Jawabku dengan tegas
“ada apa mble ? “ tanya
kujang
“aku di perintah untuk
membantu tentara kapten Rusmoyo untuk memperkuat serangan umum Surakarta
tanggal 7 agustus 1949.” Jawabku
“baiklah aku akan ikut
Tentaramu dan menyisakkan 10 orang pasukanku untuk berjaga disini.,”
“terima kasih jang, ayo
kita berangkat ke timur untuk bergabung dengan Tentara kapten Rusmoyo.
Akhirnya Tentaraku dan
pasukan sersan Kujang berangkat ke timur, sebelum sampai ke perbatasan aku
mampir sebentar ke pangkalan udara maguwoharjo untuk meminta persenjataan dan
tank untuk mensuport tentaraku.
Setelah perundingan yang
sengit akhirnya aku mendapat tambahan amunisi dan 2 tank untuk menggempur
daerah surakarta.
Sesampainya di pos
komando kapten Rusmoyo, Tentaraku dan pasukan sersan Kujang di sambut dengan
sangat Ramah,apalagi dengan adanya 2 tank mampu membangkitkan semangat juang
tentara Republik.
“Lapor kapten.
Saya membawa 15 orang 2 tank dan tambahan pasukan sekolah pasukan rakyat yang
dipimpin sersan ujang dengan 20 orang.” Laporku kepada kapten Rusmoyo
“baiklah, sekarang
kalian beristirahtlah karena besok kita akan menyerang serdadu belanda di
daerah Surakarta.”
“SIAP KAPTEN.”
Keesokan harinya tepat
pukul 06.00 pagi, terjadilah Serangan Umum. Pada hari tersebut pasukan SWK 106
Arjuna telah menyusup dahulu dan mulai menguasai kampung kampung dalam kota
solo.Ketika waktu yang telah ditentukan pasukan Tentara Republik
menyerang masuk kota dari semua penjuru, memaksa pasukan belanda terkonsentrasi
di markas markas mereka.
“PASUKAN MAJUUUUU !!!!,
BUNUH SEMUA SERDADU BELANDA.’’ Teriak kapten Rusmoyo dengan lantangnya.
“MaJUUUU .....!!!”
Duuuuuaarrrrrr ..,,,
suara ledakan dimana mana,
‘’kau telah membunuh
berapa sahabatku ? tanya kujang kepadaku.
“aku telah menembak 12
kepala Serdadu belanda.” Jawabku
“tembak yang banyak
lagi, karena aku telah menembak 15 orang dan memenggal 4 kepala serdadu
belanda.” Ejek kujang kepadaku.
“dasar kau jang, kau
tetap masih seperti dulu,.” Balasku
“sekarang bagaimana ?
Kita terpojok disini,.” Jawabnya
“kita ini tentara, kita
tak boleh takut mati, ayo kita gempur, kau parji kau serang sebelah kiri, aku
tengah dan kau jang tembak sebelah kanan.,”
“baik.” Jawab parji dan
kujang bersamaan.
“dan kalian lindungi
kami bertiga dengan senapan 50 itu.,”
“baik kopral.”
“ayo majuuu,,
SERAAAANGGG !!!” teriakku.
Setelah pertempuran yang
sangat sengit akhirnya pasukanku dapat merebut markas artileri medan di
banjarsari.
“hebat juga serdadu
belanda, dapat membunuh 10 orang dari pasukanku dan 8 orang tentaramu mblee.,”
ucap kujang.
“tak apa karena mereka
dididk untuk mati dalam pertempuran, sedangkan kita menangkap 29 serdadu
belanda dan merampas beberapa tank dan kendaraan lapis baja serdadu belanda.,”
Tiba tiba kujang.,
“kurang ajar kau
njingg.,, “ kujang menendang dan menembak salah satu tawanan didepan semua
tawanan perang.
“hentikan jang, kita ini
bukan pembunuh, INGAT!! Kita ini tentara, bukan seorang pembegal.” Teriakku
menenangkan kujang.
Setelah dirasa suasana
mulai membaik, ku perintahkan pasukanku untuk mundur ke tepi kota untuk
menyusun strategi.
“semuanya ayo kita
kembali, bawa jenazah teman kita yang gugur lalu bawa naik ke atas truk.”
Perintahku
“baik kopral”
Dalam perjalan ke batas
tepi kota surakarta konvoi kami ditembaki dari dalam gedung dan rumah
rumah warga oleh serdadu belanda.
“tembak cepat tembaak.,
“ teriak salah satu tentara republik
“parji tembakkan senapan
kaliber 50 itu, cepatlah !!” perintahku.,
Der derr derr derrr.,.,
suara rentetan senapan 50 itu menghujani persembunyian serdadu belanda.
“AWASSS !!! “ teriak
parji melihat pesawat tempur belanda berjenis p-51 membuntuti konvoi kaki dari
belakang.
“sersan kujang cepat kau
singkirkan pesawat belanda itu dengan senapan 50mu ?” teriakku
“SIAP.”
Konvoi kami sekarang
sangat amat genting, amunisi yang mulai menipis dan tembakan serdadu belanda
membabibuta menembaki kami.
Akhirnya harapan mulai
terkabul., pesawat p-51 milik belanda akhirnya mundur dan konvoi kami sedikit
lagi sampai ke pangkalan kapten Rusmoyo di perbatas surakarta sebelah barat.
TO BE continue.....
0 komentar