Kutatap jam dinding yang
menunjukkan pukul 2 malam. Aku masih belum tertidur karena masih dihadapkan
dengan tugas tugas matematika yang belum kuselesaikan. Aku menemukan 3 soal
matematika mengenai aljabar yang belum kuselesaikan. Tinggal 3 soal ini yang
belum kuselesaikan. Semua rumus telah kucoba, angka angka memenuhi 10 lembar
hitungan yang telah kupakai sebagai hitungan telah kujadikan bola kertas. Dan
aku masih belum bisa menemukan jawaban dari soal tugas matematika ini.
Yah, aku sekarang duduk di kelas 2 SMA jurusan IPA, setiap
hariku kusibukkan dengan mengerjakan
tugas-tugasku. Karena sibuknya diriku, aku
sekarang menjadi jarang bersosialisasi dengan teman-temanku, padahal di saat
smp aku adalah cowok yang senang sekali bersosialisasi, saking diriku tidak mau
terganggu pelajaranku, tepat satu bulan yang lalu, aku memutuskan kekasihku
yang sejak smp sudah berpacaran. Mungkin karena tubuhku merasa lelah ku berniat
untuk istirahat dan berbaring sebentar di atas bed ku. Di atas bed ku kubuka
galeri di hpku, kulihat foto-fotoku dengan Selena, kekasihku yang baru
kuputusin bulan kemarin. Entah kenapa hatiku bergetar saat ku melihat
foto-fotoku di fotobox bersama Selena saat kelas 3 SMP dulu. Hpku kutaruh di
atas dadaku, dan aku memejamkan mataku, dari tadi ku sibuk mengerjakan soalku
sehingga saat kupejamkan mataku, kelopak mataku langsung tertutup tanda
bahagia.
Esok harinya di sekolah, aku mengumpulkan tugasku tadi malam
kepada bapak guru. Aku mendapat hasil 93, ku menyadari bahwa prestasiku bulan
ini turun. Entah kenapa prestasiku turun, aku juga tidak mengetahuinya. Cara
belajarku sama, mungkin lebih baik karena aku sudah tidak mempunyai pacar yang
kata orang hanya akan mengganggu prestasi belajar.
Aku pulang ke rumah dengan perasaan yang masih penasaran dengan
kemerosotan nilaiku. Saatku merenungi diri dengan berbaring di atas bed, aku
kaget dan bahagia karena mendapat sms dari Selena. Karena semenjak aku
memutuskannya, aku tidak pernah lagi ada kontak, kita seperti tidak saling
mengenal, di sekolah pun, saat berpaspasan denganku dia malah menghindar.
“Karik, nanti malam jam 7 temui aku di Mockd Caffe yah, aku mau nunjukin
sesuatu.” Tanpa memikirkan apa yang dimaksud Selena bahwa dia akan menunjukkan
sesuatu, aku seperti terbang dengan kebahagiaan. Yah, hampir satu tahun ini,
aku menyuekkan Selena, padahal dia adalah satu-satunya cewek yang selalu
menyupportku, tetapi aku selalu tidak peduli dan malah merasa terganggu dengan
adanya dia.
27 September lalu, saat anniversary kami ke 2 tahun sebelas
bulan, kami merayakannya di Mockd caffe, di situ kupikir akan membuatnya
terkesan di akhir pacaran. Malam itu, sebelum saling memberi kado anniversary,
kami membuat perjanjian bahwa akan membuka kado setelah sampai di rumah.
Pertama-tama kami mengobrol ringan tentang kegiatan, dan kami lanjutkan dengan
meniup lilin anniversary. Setelah make a wish, kami berdua meniup lilin kami
dengan bahagia, setelah itu kuberi kadonya, dan dia memberi kado padaku. Sesuai
perjanjian awal bahwa kami akan membuka kado itu setelah sampai di rumah. Jam
sudah menunjukkan pukul sebelas malam, segera aku mengajaknya pulang. Aku
mengantarkannya pulang sebelum dia memasuki gerbang rumah lantai dua itu, aku
melandaskan ciuman di keningnya. Kulihat senyuman lebar di bibirnya, dan saat
seketika itu juga dia memeluk tubuhku dengan erat seraya mengatakan, “aku
menyayangimu, jangan kau tinggalkan diriku ini.” Perkataannya hanya kubalas
dengan senyuman.
Ku menatap tubuhnya, tubuh seorang perempuan yang mungkin akan kukecewakan masuk ke dalam rumah. Kamarnya yang jendelanya di buka memudahkanku melihatnya dari luar. Tampak wajah bahagia memeluk boneka panda, lalu dia membuka surat yang kulipat menjadi pesawat terbang yang berisi suratku. Tampak tidak percaya dia membacanya dia terlihat meneteskan air mata. Lalu aku tinggalkan rumahnya dan pulang.
Ku menatap tubuhnya, tubuh seorang perempuan yang mungkin akan kukecewakan masuk ke dalam rumah. Kamarnya yang jendelanya di buka memudahkanku melihatnya dari luar. Tampak wajah bahagia memeluk boneka panda, lalu dia membuka surat yang kulipat menjadi pesawat terbang yang berisi suratku. Tampak tidak percaya dia membacanya dia terlihat meneteskan air mata. Lalu aku tinggalkan rumahnya dan pulang.
Yah, sekarang aku merasa menyesal. Aku berniat minta maaf
kepadanya karena selalu aku kecewakan, kusakiti, dan kadang aku sampai kasar
kepadanya. Aku lebih mementingkan diriku, prestasiku tanpa menganggap orang
lain yang sebenarnya adalah support bagiku. Aku merintihkan air mata, aku sadar
aku telah melakukan kesalahan, aku sadar aku menyayanginya. Dan aku akan
meminta maaf dan berniat akan memintanya unuk kembali padaku.
Aku sampai di Mockd coffe pukul setengah tujuh, setengah jam
lebih awal dari perjanjian. Kutampilkan gaya berpakaianku yang bagus, dan
kubawakan sebuah bunga untuk Selena yang kutaruh di dalam jaketku. Bunga mawar
yang sangat segar dan indah. Kupilih mawar karena banyak yang mengatakan, “Rose
express your deep love for someone.”
Pukul tujuh lebih lima menit kulihat perempuan yang sangat kukenal bersama laki-laki yang asing. Mereka berjalan ke arahku, belum sempat aku bertanya siapakah sebenarnya laki-laki yang mendampingi Selena itu, Selena langsung berkata, “Malam Rik, kenalin ini Raka pacar baru gue.” Perkataan Selena langsung disambut dengan uluran laki-laki tinggi itu ke arahku seraya dia menyebutkan namanya. Kuterima uluran tangan laki-laki itu.
Pukul tujuh lebih lima menit kulihat perempuan yang sangat kukenal bersama laki-laki yang asing. Mereka berjalan ke arahku, belum sempat aku bertanya siapakah sebenarnya laki-laki yang mendampingi Selena itu, Selena langsung berkata, “Malam Rik, kenalin ini Raka pacar baru gue.” Perkataan Selena langsung disambut dengan uluran laki-laki tinggi itu ke arahku seraya dia menyebutkan namanya. Kuterima uluran tangan laki-laki itu.
Lima belas menit di caffe aku hanya membisu melihat Selena
bercerita. Aku mendengaran ceritanya tetapi tidak bisa mengerti apa yang sedang
diucapkan. Di fikiranku hanya berharap ini sebuah mimpi. Setelah lama melihatku
hanya membisu dengan wajah yang murung sekali, Selena meminta Raka, pacar
barunya untuk pulang dulu dan membiarkan kami bicara empat mata.
Setelah melihat Raka meninggalkan caffe ini, aku bertanya dengan
heran kepada Selena. “Mengapa secepat ini?” kataku. “Mengapa secepat ini? Apa
yang telah kau lakukan padaku sebulan yang lalu Karik?” katanya dengan
meneteskan air mata. “Tapi aku sadar aku salah, aku sadar bahwa aku sangat
membutuhkanmu. Aku menyayangimu Selena.” Jelasku padanya. “Secepat itu juga kau
menhancurkan hidupku. Akhir-akhir ini aku tidak pernah mau melihatmu lagi
karena aku terluka. Kamu yang selalu sibuk dengan pelajaranmu dan tidak pernah
ada sedikit waktu untuk memikirkanku. Secepat itu juga kau memutuskanku setelah
kita menghabiskan waktu bersama saat anniv. Hanya bajinganlah yang tega
melakukan itu, memutuskan kekasihnya yang sangat mencintai orang itu di saat
anniv, melalui surat pula. Mungkin kemarin kau merasa terganggu oleh hadirnya
diriku dan merasa bahwa diriku adalah hambatan saja untuk prestasimu. Tapi
dengan pertemuan kita, mungkin kau akan mengganggu hubunganku dengan Raka. Aku
sudah mendapatkan laki-laki yang tidak sepertimu, laki-laki yang bisa mengerti
diriku rik.” Selena berlinang air mata. “Sudah aku mau pulang, oh ya, ini surat
pesawat bodohmu.”
Aku masih merasa tidak percaya dan melihat Selena
meninggalkanku. Kubuka pesawat itu yang bertuliskan surat yang berisi, “Selamat
anniv Sel yang ke 2 tahun 11 bulan. Mungkin ini adalah malam terakhir kita. Aku
berfikir untuk mengakhiri hubungan kita agar aku bisa fokus ke pelajaranku.
Kuharap kamu mengerti Sel. Terimakasih untuk hari harinya.” Terlintas senyuman
entah senyum apa namanya di wajahku. Aku mulai meneteskan air mata dan tidak
lama diiringi suara air hujan pertama pada tanggal 27 Oktober ini.
~ jangan pernah kau sia-siakan orang yang menyayangimu.
Sebenarnya dia sangat menyayangimu. Dan jika kau tak peduli, U’ll be sorry
Cerpen Karangan: Ilham Akbar Zulkarnaen
0 komentar