Hujan
(part 2)
Hujan terus menerus mengguyur tempat kami
berteduh. Diana pun tampak merenung
dibalik paras cantiknya. Tiba tiba Diana berdiri dan berkata “ bay aku belum
bisa menjawab kata cintamu, berikan aku waktu untuk memikirkannya.” “iya Din, aku tau itu berat untukmu, tapi aku
akan selalu setia menunggu jawaban darimu., “ jawabku dengan sedikit malu.
Suasana kembali hening tak ada satupun kata yang keluar dari mulut kami berdua.
__
.jpg)
dponenya sedangkan aku fokus mengendarai motorku.
Sesampainya di depan Rumah Diana, Diana pun
langsung turun dan menuju pintu gerbang rumahnya.sebelum Diana menutup pintu
gerbang rumahnya,Diana sempat mengucapkan beberapa kata dari bibir tipisnya.
“makasih bay udah mau nganterin aku pulang., “ katanya dengan nada sangat
datar. Akupun membalas dengan senyuman penuh arti kepada Diana.
Setelah kejadian waktu itu Diana pindah Rumah
Ikut dengan Orang tuanya ke bandung, disana Diana menempuh pendidikan
kepramugarian di salah satu sekolah tinggi swasta. Aku pun merasa sangat
kehilangan dengan berpindahnya Diana ke Bandung,aku tak sempat mengucapkan
salam perpisahan kepadanya.
__
Waktu pun berjalan dengan begitu cepatnya. Tak
terasa 6 tahun aku tak mendengar kabar tetang Diana bidadari cintaku dahulu.
Lama tak melihatnya ternyata tidak juga membuatku bisa melupakannya. Melupakan
tatapan matanya yang selalu membuatku salah tingkah tiap kali mengingatnya.
Jatuh cinta membuat orang jadi hilang
urat malu. Tapi lama kelamaan,semakin menampakkan respon yang seolah akan terus
tertutup. Aku mencoba membuka hatiku
untuk yang lain. Aku mencoba menjalin hubungan
dengan orang yang menyatakan cinta
kepadaku. Namun hubungan itu tak pernah berlangsung lama. Aku kembali
memilirkan bidadari cintaku. Berkali kali aku mencoba membuka hati kepada orang lain, tetap saja berakhir dengan begitu
cepat. Rupanya hati ini telah memilih dan tak mau dipaksa berlabuh ke lain
hati. Sampai pada akhirnya. Aku sadar diri,sangat amat sadar diri. Aku hanya
manusia biasa,seorang laki laki pengecut yang tak layak memiliki wanita
secantik Diana.
__
6 tahun aku menanti akhirnya ada secercah
harapan datang dari sahabat setia yang selalu menemaniku selama ini.
“bay, kemarin gue liat Diana datang ke rumah
lamanya bersama keluarganya.” Kata sahabatku. “ yang bener lo ? “ jawabku tak
percaya. “apa lo kagak percaya sama sahabat lo sendiri bay ?” sahutnya sontak
dengan agak kesal. Tanpa pikir panjang aku segera mendatangi rumah Diana yang
tak jauh dari rumahku.
Sesampainya di depan gerbang terlihat wanita
cantik nan anggun berdiri di didepan pintu. Dengan ragu ragu ku panggil nama
Diana dengan kerasnya dari luar gerbang. Tak beberapa lama datanglah wanita tersebut yang sembari
tadi berdiri didepan pintu.
“ba ba ba bayuu., apa itu kamu ? “ dengan suara terputus putus dan dengan muka
tak percaya. “iya ini aku Din,bayu teman
6 tahun lalu yang kau tinggalkan begitu saja.” Jawabku perlahan.
“maaf bay, aku tak bermaksut meninggalkanmu
waktu itu. Aku telah meninggalkan surat
untukmu dan kuletakkan di meja tempat biasanya kita kumpul.” Sambil meneteskan
air mata yang membanjiri pipi merahnya. Dalam hati aku telah berfikiran buruk
kepada Diana, Ternyata 6 tahun lalu Diana meletakkan sebuah surat di meja
kenangan kita waktu dulu, “maafkan aku Din,aku tak tau lo telah meletakkan
sebuah surat di meja basecamp kita,
semenjak lo pergi aku tak pernah lagi pergi ke basecamp. “balasku dengan menahan
air mata supaya tidak keluar. Tiba tiba ibu Diana datang dan menyuruh kami
berdua ngobrol di teras rumah Diana. “Din,, bayu suruh masuk sini, jangan
disitu terus kasihan bayu diakan sudah lama ga ketemu kamu. “ ucap ibu Diana
dari Dalam rumah. Sesampainya di teras
rumah kami ngobrol hingga lupa waktu,
ternyata jam telah menunjukkan pukul 17.20 dan aku pun berpmitan dengan diana.
Sebelum Aku pulang aku sempat mengatakan “Din,, aku senang lo telah kembali ke
jogja dan aku turut senang atas diterimanya
lo menjadi pramugari di salah satu maskapi swasta.”kataku sebelum
pulang. Diana pun membalas “ bay maafkan aku, mungkin ini akan sangat berat
bagimu karena selama ini aku telah menggantungkan cintamu, aku pun sebenarnya
suka kepadamu tapi maaf selama ini aku telah dijodohkan oleh orang tuaku dan
besok waktunya aku dilamar oleh jodoh pilihan orang tuaku. Maafkan aku bay.,
aku tak pernah mengatakan ini dari dulu , karena aku takut kamu akan marah dan
membenciku. Aku sangat sayang kepadamu tapi apa mau di kata takdir sudah ada
yang menentukan.” Tuturnya dengan muka
sedih dan air matanya turun dengan derasnya membajiri pipi merahnya lagi. Hatiku seperti terbelah menjadi dua,tubuh ini
seketika tak bertenaga tak percaya dengan apa yang kudengar barusn. Dengan
sedikit tenaga aku berpamitan dengan Diana yang masih menangis. Akupun pergi
meninggalkan Diana dan kulihat dari spion motorku Diana berlari memasuki
rumahnya dengan menangis.
Keesokkan harinya hari yang sangat menyakitkan
bagiku karena hari ini hari tunangannya
Diana dengan pria pilihan Orang tuanya dilaksanakan. Aku berharap hari
ini aku tak dibangunkan dan berharap Tuhan mencabut nyawaku. Aku tak kuat
menahan sakit ini sakit yang tak terobati. Tubuh ini lemas,lunglai,tak
bertenaga.tak kusadari aku mulai kembali terpuruk pada lamunanku dan hayalan
tentang dia yang semu.sampai saat ini,detik ini,aku masih tak rela bidadari
cintaku dimiki oleh orang lain. Tapi apa daya,Tuhanlah yang menentukan takdirku
dan aku hanya bisa berusaha. Aku mulai mencoba membuka hati untuk yang lain
tapi tak bisa. Hanya dia. Cuma dia. Yang membuatku menunggu,berharap sampai
sejauh ini. Biarkanlah aku Diana Tuhan
dan Hujan yang tau cerita cintaku ini.
Ini hanya sekedar bagian dari fase kehidupan. Yang
akan cepatnya berlalu,namun tetap menimbulkan bekas yang dalam.
Thanks udah mau baca cerpen pertama saya. Tunggulah
hujan Part 3
Bayu A Saputra
0 komentar