Stella Riana Dewi

Entah kemampuanku yang tak mumpuni,atau memang standartmu terlalu tinggi. Hanya saja mendapatkan perhatianmu lagi tidak masuk dalam kompartmen remeh di urusan hati.
Kamu bukan Pria yang mudah melirik hanya karena aku tampil lebih menarik dari yang biasa kuperlihatkan sehari-hari. Sapaanku pun tidak semudah itu kamu tanggapi. Ada gunung yang harus kudaki sebelum mulai kau perbolehkan membuka kunci hati.

Kali pertama aku duduk sejajar denganmu,gemas rasanya saat sedikitpun kau tak melirik ke arahku. Jangankan menyapa dan bebicara,menganggapku adasaja buatmu berat rasanya! Kamu memang berbeda.Prinsip dan keacuhanmu memang tak ada dua. Saat kutanya kenapa kamu dingin sekali. Jawabanmu seperti tamparan keras yang mengarah ke ulu hati.
Mendengar pernyataanmu rasanya ingin kutarik tanganmu ke ujung taman demi memberikan penjelasan kalau aku suka kepadamu. Kamu sungguh anomali bagiku dalam urusan hati. Kamu lebih dari sekedar rasa penasaran.kamu, buatku,seperti maraton panjang yang harus diupayakan mati-matian. Bagaimana mungkin dengan mudah kamu kutinggalkan.jika untuk mendapatkanmu saja semua upaya harus kukerahkan?
Aku akan jadi mnusia paling bahagia sedunia jika kau ijinkan mendampingi dalam berbagai kondisi. Kau minta apapun padaku,akan dengan senang hati kulakukan. Kita bisa berjalan bersama ditaman,duduk bersama,cerita bersama sampai menjajal berbagai makanan bersama. You name it,Bayu, Im on it.
Tapi tentu saja kupahami,Kita tak bisa memburu orang dalam urusan hati. Sekat-sekat dalam hatimu tidak semudah itu terbuka sampai memang sudah waktunya. Aku pun tak ingin menggeser terlalu banyak perabot di dalam petak hatimu. Jika memang kau tak ingin menginginkannya.
Ambil waktu sebanyak yang kau butuhkan. Kau tak perlu khawatir aku kehilangan kesabaran. Sebab sungguh, kamu orang pertama yang ingin mati-matian kuperjuangkan.
Sementara kau berproses dengan hatimu, tengoklah ke belakang sesekali dalam etape larimu. Akan tetap kau temukan aku di situ. Berusaha mengimbangi langkah-langkah enerjikmu. Demi membuktikan kuatnya rasaku.
Menikmatinya membuat aku terbiasa untuk melembutkan hati. Meski aku faham, perasaan ini menyapa tanpa aku sadar kapan kali pertama ketukannya datang. Namun sekalipun begitu, aku tak serta merta menolak kehadirannya. Menikmati rasa ini membuat aku sadar, bahwa rindu ini bukti bahwa hati ini tak mati.
Izinkan aku sebagai wanita biasa, tetap menjaganya dalam perasaan yang sesungguhnya. Izinkan aku membungkusnya dengan cantik dan menitipkannya pada sebaik – baiknya cinta. Biarkan semua rindu ini tetap bersemi seindah sakura hari ini, akan tetap cantik meski aku belum pernah menatapnya langsung. Biarlah ia bersemi sesuai waktu yang telah ditentukan sebagaimana mestinya.
Entah sudah seberapa sering ungkapan itu keluar masuk di telinga dan hinggap dipikiran. Terdengar bijak dan terasa menenangkan, apalagi untuk kamu yang sedang dibuat galau dengan perihal pencarian pasangan. Namun, jangan sampai juga ungkapan itu kamu salah artikan. Alih-alih jodoh di tangan Tuhan, kamu malah berdiam dan hanya berpangku tangan. Hingga akhirnya kamu justru tak kunjung dipertemukan.
Bahkan rezekimu saja tak sekonyong-konyong jatuh dari langit. Ada usaha untuk mendapatkannya berada di dalam genggaman tanganmu. Usaha yang kamu lakukan pun tak hanya sekali atau dua kali, tapi berkali-kali. Bahkan terus sampai apa yang kamu inginkan benar-benar ada di depan mata. Begitu pun jodoh yang tak bisa disamakan dengan sebuah paket yang sedang kamu tunggu-tunggu di rumah, sampai akhirnya Pak Pos datang mengantarnya.
Jodohmu itu benda hidup yang anggap saja sedang melanglang buana di luar sana. Untuk bertemu dengannya, kamu harus melakukan perjalanan yang sama, atau dengan kata lain berada di jalur yang sama. Sedangkan Tuhan punya andil untuk mempermudah jalanmu dan mendekatkan kalian.
Jika diumpamakan jodoh sebenarnya seperti puncak gunung yang untuk menakhlukkannya perlu kamu daki. Sedangkan untuk mendakinya, sudah pasti kamu perlu melangkahkan kaki dengan penuh keberanian dan tekad. Sebab, jalan di depanmu itu tak hanya penuh kelokan atau tanjakan, tapi juga belukar, jurang hingga bahaya-bahaya lain yang bisa sewaktu-waktu mengancam. Jangan sampai semua bayangan rintang dan halangan itu membuat kamu ciut, dan akhirnya berhenti ditengah jalan lalu membalikkan badan.
Pastikan kamu tetap melangkah sesulit apapun medan yang kamu hadapi. Ingat saja tak ada hasil yang tak dicapai dengan perjuangan. Apalagi untuk menakhlukan puncak yang jauh dan tinggi itu. Satu nasehat yang mungkin bisa membantu, nikmati perjalanmu tak perlu tergesah-gesah.
Tuhan itu maha bijak yang lebih tahu seberapa gigih usaha dan doa yang kamu lakukan selama ini. Jangan mengeluhkan jodohmu tak juga datang, jika ternyata upaya kamu menjemputnya setengah-setengah. Diibaratkan kamu ingin naik kelas, tapi sayangnya tak belajar dengan sungguh-sungguh. Ingat juga, Tuhan tak bisa kamu akali dengan tangis saat kamu memohon-mohon kepadanya, tanpa ada usaha yang maksimal satupun.
Percaya lah, jodohmu di luar sana pun sedang mencari jalan, agar kalian lekas dipertemukan. Kalian dipertemukan bukan karena sebuah kebetulan, tapi usaha yang maksimal. ingat saja puncak yang kamu tuju di sana sudah pasti menawarkan banyak keindahan yang belum kamu temui di sepanjang perjalanan ini.
Jadi, jemputlah jodohmu di tangan Tuhan. Jangan biarkan dia menunggu terlalu lama
0 komentar